Lemahnya SDM BUMDes, Hambat Pembangunan Desa

Bansos Kita - Lemahnya SDM BUMDes, Hambat Pembangunan Desa - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan lembaga ekonomi yang dikelola oleh masyarakat desa dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat desa. BUMDes diharapkan dapat menjadi penggerak perekonomian desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun, dalam praktiknya, masih banyak BUMDes yang belum berjalan optimal. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya sumber daya manusia (SDM) dalam pengelolaan BUMDes.

Berdasarkan data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), dari 27.067 BUMDes yang telah berdiri, hanya sekitar 10% yang berjalan dengan baik. Sisanya, 90% BUMDes mengalami berbagai permasalahan, salah satunya adalah lemahnya SDM.

Lemahnya SDM BUMDes dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti pendidikan, pengalaman, dan keterampilan. Banyak pengelola BUMDes yang memiliki pendidikan rendah dan tidak memiliki pengalaman dalam mengelola usaha. Selain itu, banyak pengelola BUMDes yang belum memiliki keterampilan dalam berbisnis dan manajemen keuangan.

Akibatnya, BUMDes yang dikelola oleh SDM yang lemah cenderung mengalami kerugian. Hal ini tentu saja merugikan masyarakat desa, karena Dana Desa yang seharusnya bisa bermanfaat untuk pembangunan infrastruktur desa berkurang karena adanya permodalan BUMDes.

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan peningkatan kapasitas SDM BUMDes. Pemerintah dan pihak terkait perlu memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pengelola BUMDes. Pelatihan dan pendampingan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi pengelola BUMDes.

Selain itu, perlu juga dilakukan seleksi ketat bagi calon pengelola BUMDes. Calon pengelola BUMDes harus memiliki pendidikan minimal SMA/sederajat, pengalaman kerja di bidang usaha, dan memiliki keterampilan dalam berbisnis dan manajemen keuangan.

Dengan peningkatan kapasitas SDM BUMDes, diharapkan BUMDes dapat berjalan lebih optimal dan menjadi penggerak perekonomian desa.