Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

FENOMENA EKSPLOITASI KEMISKINAN DI MEDSOS

fenomena-eksploitasi-kemiskinan

FENOMENA EKSPLOITASI KEMISKINAN DI MEDSOS

Bansos Kita - Seiring perkembangan teknologi, berkembang pula cara dan strategi dalam meraup cuan. Belakangan, platform media sosial TikTok ramai dengan aksi “pengemis online“. Aksi mereka yang mengguyur diri sendiri dengan air hingga mandi lumpur ini pun mulai meresahkan warganet.

Para konten kreator ini melakukan aksi mulai dari mengguyur diri sendiri, berendam di kolam, bak, atau sungai, hingga mandi lumpur berjam-jam. Semakin lama dan semakin banyak yang menonton serta memberikan gift, maka semakin banyak cuan yang dihasilkan. Maka, tidak heran banyak orang melakukan hal yang sama.

Biasanya di TikTok ada semacam Sultan atau orang yang memang suka bagi-bagi uang apalagi kalau kontennya viral dan menarik. Koin atau gift tersebut diperoleh penonton dengan melakukan top-up alias membeli koin menggunakan uang mereka. Harga masing-masing gift bervariasi.

Ada yang berupa mawar, topi, minuman, paus, singa hingga universe yang jika diuangkan nilainya bisa jutaan rupiah. Fenomena ini semakin meresahkan lantaran karena mengeksploitasi orang tua hingga lansia. 

Mereka duduk di sebuah kursi atau berendam di tengah bak menunggu penonton memberikan gift, kemudian akan berkata, “Terima kasih orang baik, lalu akan menguyur tubuhnya dengan segayung air, atau bak, atau melakukan hal lain sesuai ketentuan yang telah ditulis di layar.

Banyak yang menduga para orang tua dan lansia ini disuruh oleh orang lain. Mereka tentu memiliki keterbatasan untuk membuat akun, dan mempergunakannya. Tidak mungkin mereka punya inisiatif sendiri melakukan hal semacam ini.

Para “pengemis online” ini memanfaatkan fitur gift di TikTok yang bisa ditukarkan dengan uang. Satu koin TikTok setara Rp250. Adapun hadiah di TikTok dibuat dalam beberapa jenis dengan nilai yang berbeda. Ikon Mawar, misalnya, setara satu koin, sedangkan Singa setara 29.999 koin. 

Aksi mengemis online ini seakan telah menjadi mata pencarian yang lagi tren di media sosial. Mengapa bisa terjadi?

Respons Pemerintah

Menanggapi fenomena ini, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong menyampaikan konten tersebut belum termasuk konten yang terlarang atau negatif yang diatur dalam pasal 40 ayat 2a UU Informasi Transaksi Elektronik (UU ITE).

Respons lainnya juga datang dari Menteri Sosial Tri Rismaharini. Ia mengaku akan menyurati pemerintah daerah untuk menindak hal tersebut. Risma menegaskan bahwa tidak hanya secara online, pengemis konvensional di jalan-jalan juga dilarang oleh peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) dan peraturan daerah (perda). (CNN Indonesia, 15-1-2023).

Sosiolog dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan fenomena mengemis online sebenarnya bukan hal baru. Menurutnya, fenomena ini mulai membesar sejak pandemi Covid-19 yang berefek pada perekonomian masyarakat, di antaranya banyak orang mengalami PHK. 

Masih menurut Devie, ada beberapa sebab konten pengemis online menguntungkan. Pertama, karena mudah, murah, dan lebih luas potensi cakupan orang-orang yang bisa dimintai pertolongan. Kedua, kemungkinan kecanduan obat-obat terlarang sehingga cara paling gampang mendapatkan uang adalah dengan pura-pura minta pertolongan. Ketiga, karena ada kebutuhan-kebutuhan “gaya hidup” yang harus dipenuhi sehingga memilih jalan pintas semacam itu. (BBC Indonesia, 13-1-2023).

Islam Menyelesaikan Problem Kemiskinan

Aktifitas mengemis atau meminta - minta, menampakkan diri seakan - akan orang yang kesulitan atau membutuhkan biaya dalam Islam adalah hal yang dilarang. Seperti yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sepotong daging pun di wajahnya“. (Shohih. HR. Bukhari dan Muslim ).

Hadist diatas sudah cukup bagi kita sebagai muslim untuk menahan diri dari meminta atau mengemis saat diuji dengan kesulitan ekonomi dengan tetap melakukan ikhtiar menjemput rizki. Sabar dalam menghadapi ujian atas kesulitan tanpa harus meminta atau mengemis belas kasihan orang lain.

Negara semestinya hadir saat rakyat sulit, menunjukan tanggungjawabnya sebagai palayan dan pengurus umat, sehingga keberadaan teknologi tidak digunakan untuk hal yang dilarang agama layaknya fenomena mengemis online saat ini. Sebagai sebuah solusi pragmatis mengeluarkan dari kesulitan ekonomi tetapi sejatinya sebuah kejahatan berbalut sumbangan yang merendahkan harkatnya sebagai manusia yang dikaruniai akal.

Negara, memiliki peran dan fungsi sebagai pelindung, pengurus, pelayan rakyat dengan seperangkat aturan yang mengikat. Aturan syariat mampu menjadi solusi bagi negara dalam mengentaskan kemiskinan dan menjauhkan rakyat dari sifat mengemis

Negara hadir untuk memberikan edukasi dan pendidikan atas rakyatnya agar memiliki kesadaran untuk menjaga harkat martabatnya sebagai manusia mulia. Terikat dengan aturan syariat yang menjadikanya taat kepada perintah dan larangan Alloh.

Negara juga bertanggungjawab atas pemenuhan kebutuhan pokok rakyat mulai dari sandang, pangam, papan, jaminan kesehatan, pendidikan, kemanan serta menyediakan lapangan pekerjaan khususnya bagi laki - laki sebagai pencari nafkah bagi keluarganya. Tersedia fasilitas layanan publik gratis atau dengan harga murah.

Lingkungan masyarakat, adanya aktifitas amar maruf nahi munkar ditenvah masyarakat, menyeru kepada Islam, menjauhi kemaksiatan. Pentinhnya memahami aktifitas ini sebagai sebuah kewajiban dari Alloh agar masyarakat peka dan peduli terhadap lingkungan jika ada kemaksiatan, kemunkaran bahkan kriminalitas yang terjadi sehingga bisa teratasi.

Keberadaan teknologi dalam Islam dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat, dalam Islam adanya teknologi agar memudahkan umat untuk ibadah secara maksimal , teknologi yang diciptakan akan terfokus pada teknologi tepat guna untuk menyelesaikan seluruh problematika yang terjadi di masyarakat. Teknologi bukan digunakan hal yang tidak bermanfaat apalagi akan menimbulkan keburukan.

Kesejahteraan rakyat akan terwujud dalan penerapan Islam secara menyeluruh dalam kehidupan. Kemiskinan akan teratasi secara tuntas dengan Islam sebagai solusi sehingga tidak ada celah aktifitas mengemis yang merendahkan martabat manusia. Hanya dengan penerapan Islam kafah saja yang akan menjamin kesejahteraan seluruh umat manusia seluruh dunia.

Dengan penerapan Islam secara kafah dalam setiap aspek kehidupan, hidup menjadi berkah. Visi misi hidup manusia pun akan kembali pada jalan yang sebenarnya, yaitu untuk taat dan beribadah kepada Allah Taala.


Editor :

Narabas Zariar



kemensos, kemiskinan, fenomena tiktok, ngemis tiktok, pengemis online, pengemis tiktok, fenomena pengemis tiktok

Posting Komentar untuk "FENOMENA EKSPLOITASI KEMISKINAN DI MEDSOS "